-->

15 Penyakit Paling Berbahaya Bagi Wanita [Cara Mencegah & Mengobatinya]

Penyakit bisa menyerang siapa saja, tidak memandang pria atau wanita.

Namun, ada beberapa penyakit yang lebih sering bahkan khusus dialami kaum wanita.

Dari penjelasan peneliti, bahwa terdapat beberapa penyakit yang memang khusus menghantui wanita, itu karena adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal hormon, komposisi tubuh dan beberapa perbedaan lainnya.

Penyakit paling berbahaya bagi wanita (akan dibahas):
  1. Keputihan
  2. Kanker payudara
  3. Kanker leher rahim (kanker serviks)
  4. Keguguran
  5. Penyakit jantung 
  6. Penyakit Lupus
  7. Radang panggul 
  8. Polymyositis
  9. Bartholinitis
  10. Herpes Dermatitis
  11. Kandidiasis
  12. Ulkus Mole
  13. Trikomoniasis (penyakit parasit menular)
  14. Vaginismus
  15. Kista ovarium

1. Keputihan

Saat mengalami keputihan, seorang wanita akan mengeluarkan lendir dari vaginanya. Lendir yang diproduksi oleh serviks (leher rahim) dan kelenjar dalam vagina, keluar dengan membawa sel-sel mati dan bakteri.

Lendir yang normal biasanya berwarna bening hingga keputih-putihan, tidak berbau, tidak disertai gatal-gatal dan tidak terasa perih pada daerah vagina.

Perlu waspada seperti saat lendir yang berbau tajam, jumlah lendir yang berlebihan, pendarahan tidak sesuai jadwal haid, rasa gatal di sekitar vagina dan terdapat rasa nyeri pada perut.

Berikut beberapa jenis keputihan yang tidak normal:

1. Keputihan disertai rasa nyeri. Seperti rasa nyeri pada tulang panggul atau saat buang air kecil,

2. Keputihan dengan lendir berwarna hijau, kuning, atau berbuih.

3. Keputihan disertai luka melepuh di sekitar genital.

4. Keputihan dengan lendir berwarna merah muda. Jenis keputihan ini disebabkan oleh proses peluruhan dinding rahim setelah wanita melahirkan.

5. Keputihan dengan lendir yang lebih cair, atau berwarna putih dan gatal. Keputihan jenis ini dipicu infeksi jamur.

6. Keputihan dengan lendir berwarna putih atau abu-abu dan berbau amis.

7. Keputihan dengan lendir berwarna cokelat atau mengandung darah. Keputihan jenis ini disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak teratur.

Tips mengatasi keputihan pada wanita

Penggunaan sabun beraroma tajam yang terlalu banyak dan sering, bisa menimbulkan rasa perih pada vagina. Yang disarankan adalah saat membersihkan area vagina menggunakan air hangat dan sabun yang tidak mengandung bahan kimia keras.

Gunakan pembalut yang tepat, karena ada pembalut yang justru memicu keputihan, ganti pembalut setiap 4 jam.

Dalam membersihkan vagina, usahakan dari arah depan ke belakang (dari arah vulva ke anus), tujuannya menghindari kuman yang menempel di anus masuk ke vagina.

Makan pisang hampir setiap hari bisa mengobati keputihan secara alami. Kandungan di dalam pisang membantu untuk mengatasi gangguan reproduksi, yang bekerja untuk menyeimbangkan hormon dari dalam tubuh.

Beberapa jenis sayuran hijau seperti kale, bayam, asparagus dan kubis juga membantu menyembuhkan keputihan.

Hindari mengkonsumsi makanan berminyak, karena makanan berminyak mengandung lemak yang dapat menyebabkan masalah keputihan menjadi lebih parah.

2. Kanker payudara

Sel-sel di dalam tubuh, kondisi normalnya adalah tumbuh dan berkembang biak secara teratur, dimana sel-sel baru hanya terbentuk saat dibutuhkan saja. Akan tetapi jika proses berjalan tidak wajar, dimana pertumbuhan sel-sel menjadi tidak terkendali.

Sel-sel yang tidak normal menyebar ke organ lain melalui aliran darah, Inilah yang menimkan bahaya kanker.

Gejala awal kanker payudara yaitu benjolan (penebalan) pada jaringan kulit payudara. Dua di antara tiga wanita yang mengidap kanker payudara berusia di atas 50 tahun. Saat Anda menyadari adanya gejala kanker payudara, maka segera mengonsultasikannya kepada dokter.

Kanker payudara pada dasarnya terbagi dalam dua kategori, yaitu non-invasif dan invasif.

Kanker payudara invasif

Kanker payudara invasif, paling sering yang berbentuk duktal invasif, yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara. Sekitar 80 persen kasus kanker payudara invasif merupakan jenis duktal invesif ini. Jenis kanker payudara invasif yang lainnya, yaitu:
  1. Kanker payudara lobular invasif, berkembang pada kelenjar penghasil susu yang disebut lobulus.
  2. Kanker payudara terinflamasi.
  3. Kanker Paget pada payudara.
  4. Jenis-jenis lainnya dikenal sebagai kanker payudara sekunder (metastasis), yang bisa menyebar ke bagian lain. Penyebarannya melalui kelenjar getah bening atau aliran darah.

Kanker payudara non-invasif

Bentuk kanker non-invasif jarang menimbulkan benjolan. Jenis paling umumnya yaitu duktal karsinoma yang bersifat jinak, dan ditemukan dalam saluran (duktus) payudara.

Cara mencegah kanker payudara

Hindar minum-minuman yang beralkohol apabila Anda tidak ingin terkena kanker payudara, hal ini mutlak harus dilakukan. Hampir semua penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi minuman alkohol meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Demikian seperti dilansir dari Siteman.wustl.edu.

Wanita yang menyusui (minimal satu tahun) sudah mampu untuk menurunkan risiko kanker payudara.

Konsumsi pil KB, maka akan mengalami peningkatan risiko kanker payudara, stroke dan serangan jantung.

Pengobatan kanker payudara

Kanker payudara umumnya diobati dengan beberapa kombinasi yang dilakukan seperti operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Terdapat beberapa kasus kanker payudara yang bisa diatasi melalui terapi biologis atau hormon.

3. Kanker leher rahim (kanker serviks)

Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di pintu masuk ke daerah rahim, yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.

Virus penyebab dari kanker serviks adalah Human papilloma Virus (HPV). Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar

Gaya dan pola hidup yang kurang baik menyebabkan timbulnya masalah kanker serviks, seperti merokok, kurangnya asupan vitamin (terutama vitamin c dan e), kurangnya asupan asam folat, menkonsumsi alkohol.

Perlu diketahui, kanker serviks membutuhkan proses panjang antara 10-20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker, yang pada mulanya hanya berupa infeksi.

Gejala / ciri-cirinya, berikut di bawah ini gejala kanker serviks:
  • Sering merasakan sakit saat berhubungan intim, bahkan tidak jarang diikuti masalah perdarahan.
  • Mengalami keputihan yang tidak normal, disertaiperdarahan yang terlalu banyak.
  • Sering merasakan sakit pada daerah pinggul
  • Mengalami sakit saat buang air kecil
  • Saat menstruasi, darah yang keluar terlalu banyak (tidak seperti normalnya)
  • Mengalami rasa sakit pada bagian paha, atau salah satu paha mengalami bengkak.
  • Nafsu makan menurun tiak wajar, dan berat badan tidak stabil.
  • Tidak jarang mengalami perdarahan spontan.

Pencegahan Kanker Serviks
  • Jangan membersihan bagian genital dengan air yang tidak bersih
  • Jalani pola hidup sehat, seperti rajin makan sayuran, dll
  • Jaga sanitasi lingkungan
  • Hentikan kebiasaan buruk merokok
  • HPV yaitu virus penyebab kanker serviks dapat menular melalui hubungan seksual. 
  • Perbanyaklah konsumsi makanan yang kandungan beta karotennya tinggi, vitamin c dan vitamin e.
  • Hindari diet tidak seimbang.
  • Perhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi, jangan sampai mengandung zat kimia berbahaya seperti pengawet, pewarna  dan penyedap rasa, terutama jaik dalam tingkat konsentrasi yang tinggi.
  • Hati-hati dari produk kimia berbahaya. 

Pengobatan kanker serviks
Sumber: Alodokter.com (kunjungi situs untuk informasi sangat lengkap mengenai pengobatan kanker serviks)

Pengobatan kanker serviks tergantung pada beberapa kondisi, seperti stadium kanker, usia pasien, dan kondisi medis lainnya.

Tim dokter akan membantu Anda memilih cara terbaik melanjutkan pengobatan, dan keputusan terakhir ada di tangan Anda. Jenis penanganan menurut stadium kanker terbagi 2.

Pertama adalah penanganan kanker serviks tahap awal, yaitu operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim, atau radioterapi, atau kombinasi dari keduanya.

Kedua adalah penanganan kanker serviks stadium akhir, yaitu radioterapi, kemoterapi, atau konbinasi keduanya, terkadang operasi juga perlu dilakukan.

Pada kasus kanker serviks yang tidak bisa disembuhkan, dilakukan perawatan untuk memperlambat penyebaran kanker dan mengurangi gejala yang muncul.

Beberapa operasi yang dilakukan, seperti mengangkat leher rahim dan jaringan yang sekitarnya, bagian atas dari vagina, terkadang tanpa mengangkat rahim.

Pasca operasi, rahim dan vagina membutuhkan waktu untuk pulih. Sehingga, disarankan menunggu enam bulan hingga setahun setelah operasi sebelum memutuskan untuk hamil.

Setelah pengobatan kanker serviks, perlu melakukan pemeriksaan lanjutan, terutama pada vagina dan leher rahim (jika tidak diangkat).

4. Keguguran

Keguguran merupakan kematian bayi dalam kandungan sebelum usia 20 minggu kehamilan. Beberapa faktor pemicu keguguran, yaitu:
  1. Usia Ibu hamil. Risiko keguguran meningkat seiring usia ibu hamil yang menua.
  2. Kesehatan ibu hamil, seperti karena masalah pada plasenta, struktur rahim yang abnormal, leher rahim yang lemah, menderita sindrom ovarium polikistik, dll.
  3. Penyakit jangka panjang (kronis), seperti hipertensi, gangguan ginjal, lupus, dan diabetes.
  4. Pengaruh infeksi tertentu, seperti malaria, rubela, toksoplasmosis, sitomegalovirus, chlamydia (klamidia), gonore, sifilis.
  5. Konsumsi obat-obatan berefek buruk pada janin, seperti retinoid dan obat anti inflamasi non-steroid.
  6. Merokok, mengonsumsi alkohol, minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang.
  7. Konsumsi kafein yang berlebihan.
  8. Kelebihan atau kekurangan berat badan.
  9. Janin tumbuh di luar rahim. Kondisi ini disebut kehamilan ektopik, yang dapat mengancam jiwa karena memiliki risiko pecah dan risiko pendarahan dalam tubuh. 

    Metode penanganan untuk keguguran

    Setelah memastikan diagnosis keguguran, Anda bisa memilih untuk menunggu sampai seluruh jaringan keluar secara alami dari rahim, prosesnya bisa memakan waktu sekitar 3-4 minggu. Adapun dokter biasanya cenderung menganjurkan penanganan dengan obat ataupun operasi.

    Penggunaan obat-obatan biasanya berupa tablet minum atau obat yang dimasukkan ke vagina. Obat-obatan ini biasanya berpengaruh dalam waktu 24 jam, untuk mempercepat proses pengeluaran sisa jaringan dari rahim sang ibu.

    Adapun operasi dilakukan untuk melebarkan serviks dan menggunakan kuret untuk mengeluarkan jaringan dari rahim. Operasi perlu dilakukan secepatnya apabila pasien mengalami pendarahan parah, atau mengalami gejala infeksi. Prosedur ini memiliki risiko, yaitu melukai jaringan serviks dan dinding rahim.

    Tips mencegah keguguran
    1. Terapkan pola makan yang sehat dan seimbang, cukupi kebutuhan tubuh dari asupan serat.
    2. Jangan merokok
    3. Jangan mengonsumsi minuman keras dan alkoohol
    4. Jangan menggunakan obat-obatan terlarang.
    5. Jaga berat badan yang ideal (tidak kegemukan & tidak terlalu kurus).
    6. Jika diketaui otot serviks lemah, perlu ditangani secepatnya. 
    7. Jika ibu hamil menderita diabetes, maka penting mematuhi anjuran makanan dan pantangan dari dokter.
    8. Istirahat cukup. 
    9. Hindari perut ibu hamil mengalami benturan.
    10. Hindari melakukan perjalanan yang terlalu lama.
    11. Jangan mengangkat beban berat.
    12. Hindari olahraga berat.
    13. Kendalikan Stress.
    14. Gunakan pakaian longgar. Ibu hamil tidak boleh memakai pakian ketat, terutama pakaian yang mengikat perut terlalu kencang.
    15. Konsumsi asam folat, karena ibu hamil yang kurang dalam mengkonsumsi asupan asam folat akan rentan mengalami keguguran. 
    5. Penyakit jantung

    Dalam penelitian yang melibatkan 515 wanita penderita penyakit jantung, ternyata 95% wanita mengatakan bahwa mereka baru mengenali gejala penyakit jantung sebulan setelah mendapatkan serangan jantung pertama.

    Gejala penyakit jantung yang dilaporkan wanita setelah terkena serangan jantung yaitu kelelahan tubuh yang tidak biasa (ini paling sering), gangguan tidur, sesak nafas, gangguan pencernaan, dan jiwa yang tidak tenang (gelisah).

    Adapun gejala yang dialami pria saat terkena serangan jantung yaitu sesak nafas (ini paling sering dialami pria), perasaan tubuh yang lemah, kelelahan tubuh yang tidak biasa, keringat dingin dan kepala pusing.

    Mengenali gejala penyakit jantung pada wanita

    Berdasarkan survey yang dilakukan Women’s Health Study, menemukan hasil bahwa wanita yang berpenghasilan rendah lebih rentan menderita penyakit jantung, sehingga menurut servey ini faktor finansial ikut terlibat dalam pemicu resiko penyakit jantung pada wanita.

    Setelah masalah keuangan, penelitian dari pihak Women’s Health Study tersebut menemukan kematian pasangan ataupun anak, dan menderita sakit parah (berkepanjangan) menjadi penyebab kedua kaum wanita terkena penyakit jantung.

    Gejalanya seperti maag, nyeri lambung, rasa mual, muntah. Pada sebagian wanita merasakan nyeri di dada kiri saat ditekan, yang terkadang menyebar hingga ke leher atau punggung.

    Mengenai gejala keringat dingin. Keringat dingin berbeda dengan keringat biasa, untuk keringat biasa muncul karena baru saja melakukan olahraga. Adapun keringat dingin cendrung muncul karena rasa gugup ataupun stress. Apabila tangan tiba-tiba mengeluarkan keringat, padahal Anda tidak melakukan olahraga atau aktivitas fisik, maka perlu diwaspadai, terutama lagi jika terjadi di malam hari.

    Waspadai penyakit jantung koroner pada wanita

    Penyebab yang memicu penyakit jantung koroner pada wanita, yaitu:
    1. Penurunan hormon esterogen, yang selama ini berguna untuk melindungi pembuluh darah dari kerusakan. 
    2. Penurunan hormon estrogen menyebabkan meningkatnya kadar lemak dalam darah, yang menimbulkan penebalan pembuluh darah.
    3. Terjadinya komplikasi serius, karena juga mengalami penyakit seperti diabetes, hipertensi ataupun gangguan ginjal.
    4. Terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskular)
    5. Wanita yang mengalami penyakit diabetes mellitus (kencing manis) terekna risiko 2 kali lipat menderita penyakit jantung koroner.
    6. Perempuan yang memiliki kebiasaan merokok mempunyai risiko 6-9 kali lipat menderita penyakit jantung koroner.
    7. Obesitas (kegemukan) juga bisa meningkatkan resiko penyakit jantung koroner.

    6. Penyakit Lupus

    Penyakit Lupus

    Lupus merupakan penyakit inflamasi kronis disebabkan sistem kekebalan tubuh yang melakukan kekeliruan menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri, seperti kulit, sendi, sel darah, paru-paru dan jantung.

    Gejalanya agak sulit untuk didiagnosis, dan gejalanya beragam.Gejala umum lupus seperti ruam pada kulit, tubuh yang mudah lelahan, rasa sakit / nyeri pada sendi dan pembengkakan pada sendi.

    Penyakit ini sering disebut autoimun, dimana sistem imunitas (kekebalan tubuh) justru menyerang tubuhnya sendiri, seperti pada organ yang sehat.

    Cara mencegah penyakit lupus

    Dalam pola hidup sehat, seperti olahraga secara teratur (3-7 kali dalam seminggu). Jika Anda perokok, usahakan untuk berhenti merokok semampu mungkin.

    Apabila Anda sering bekerja di bawah sinar matahari, maka perlu membatasi kontak langsung dengan sinar matahari yang berlebihan.

    Lakukan diet nutrisi, minimalisir mengkonsumsi junk food, dan perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, serta makanan bergizi lainnya.

    Penyakit lupus tidaklah menular, sehingga jangan kuatir bila Anda berhubungan dengan penderita penyakit lupus.

    Mengobati lupus

    Lupus jenis SLE tidak bisa disembuhkan 100%, dimana pengobatannya hanya untuk mengurangi gejala, dan mencegah organ lainnya terkena kerusakan.

    Penyakit lupus sering dijuluki dengan penyakit 1000 wajah, hal itu karena penyakit lupus yang mampu meniru gejala penyakit lain, akibatnya terjadi kesulitan diagnosis, sehingga terjadi kesalahan dalam langkah pengobatan.

    Komplikasi serius bisa terjadi pada penderita penyakit lupus. Apabila tidak segera ditangani, SLE beresiko tinggi menimbulkan komplikasi penyakit yang berbahaya.

    Obat anti inflamasi nonsteroid

    Nyeri sendi atau otot adalah salah satu gejala utama SLE. Dokter mungkin akan memberi obat anti inflamasi nonsteroid untuk mengurangi gejala ini, da meredakan rasa sakit. Jenis obat yang diberikan dokter pada penderita SLE biasanya seperti ibuprofen, naproxen, diclofenac, dan piroxicam.

    Obat yang disebutkan diatas tidak cocok untuk orang yang mengalami gangguan lambung, ginjal, hati atau penyakit asma. Anak-anak di bawah 16 tahun lebih baik hindari meminum aspirin. Perlu berkonsultasi kepada dokter untuk menemukan obat anti inflamasi nonsteroid yang cocok.

    Kortikosteroid

    Kortikosteroid dapat mengurangi inflamasi. Obat ini diberikan oleh dokter ketika kondisi penderita SLE mengalami gejala yang sudah parah. Tahap awal pemberian obat ini mungkin berdosis tinggi. Lalu dosisnya akan diturunkan secara bertahap, seiring keadaan yang membaik.

    Dosis tinggi ataupun konsumsi jangka panjang obat kortikosteroid bisa menyebabkan penipisan tulang, penipisan kulit, bertambahnya berat badan dan hipertensi (tekanan darah tinggi).

    Hydroxychloroquine

    Jenis obat hydroxychloroquine juga efekif digunakan untuk menangani malaria, dan dapat digunakan untuk mengobati beberapa gejala utama SLE, seperti nyeri sendi dan otot, mudah lelah dam ruam pada kulit.

    Dokter spesialis biasanya menganjurkan konsumsi obat hydroxychloroquine dalam jangka panjang, tujuannya untuk mencegah perkembangan komplikasi yang lebih serius pada penyakit.

    Obat imunosupresan

    Obat imunosupresan bekerja dengan menekan kinerja sistem kekebalan tubuh, beberapa jenis imunosupresan diberikan dengan resep dokter, jenisnya seperti azathioprine, mycophenolate mofetil, dan cyclophosphamide.

    Rituximab

    Apabila jenis obat-obat lain sudah tidak mempan, maka dokter akan menganjurkan rituximab untuk penderita SLE. Obat ini awalnya dikembangkan untuk menangani kanker darah seperti imfoma. Disamping itu, rituximab efektif menangani autoimun.

    Rituximab bekerja untuk membunuh sel B, merupakan sel yang memproduksi antibodi. Obat ini dimasukkan melalui infus selama beberapa jam. Selama proses pengobatan seperti ini, kondisi pasien dipantau dengan teliti.

    7. Radang panggul

    Radang panggul

    Radang panggulmerupakan infeksi yang menyerang tuba fallopi, rahim, ovarium, leher rahim, atau panggul perempuan. Jikag tidak ditangani dengan segera, beresiko tinggi menyebabkan nyeri panggul kronis dan kehamilan ektopik.

    Penyebab radang panggul karena infeksi menular seksual, seperti bakteri chlamydia (klamidia) dan kencing nanah (gonore). Bakteri tersebut dapat juga menyebabkan leher rahim terinfeksi. Bakteri ini menyebar dari vagina hingga ke organ reproduksi bagian atas.

    Pengobatan radang panggul

    Beberapa pengobatan yang umum dilakukan yaitu pemberian antibiotik jika masih dalam tahapan awal penyakit. Jenis antibiotik yang diberikan seperti metronidazole, ofloxacin, doxycycline, atau ceftriaxone, yang nantinya bekerja untuk mengobati akibat infeksi bakteri.

    Pemberian antibiotik bisa juga dibarengi dengan obat pereda sakit, seperti ibuprofen dan paracetamol, ini dilakukan ketika penderita merasakan sakit di perut ataupun panggul. Adapun pasien yang sedang hamil, maka perlu berhati-hati dalam antibiotik.

    Adapun penderita radang panggul berat biasanya akan menerima antibiotik melalui infus di rumah sakit.

    Radang panggul yang sudah sangat parah, biasanya akan ditangani dengan operasi pengangkatan rahim atau pengangkatan ovarium. Pengangkatan organ dilakukan untuk mencegah menyebarnya infeksi ke panggul ataupun perut.

    8. Polymyositis

    Polimiositis suatu penyakit kelaianan otot dengan sebab peradagan (miopati infamatorik). Gejalanya seperti munculnya rasa lemah pada otot, serta rasa nyeri. Untuk rasa nyeri ini hanya dialami kira-kira sekitar 30% pasien.

    Adapun penyebab yang dicurigai (tidak pasti) yaitu karena adanya masalah pada aktifitas sistem kekebalan tubuh.

    Untuk penanganan masalah polymyositis belum dibakukan oleh para ahli, sehingga bisa berubah cara penanganannya dari waktu ke waktu. Hal itu karena kasusnya yang masih jarang terjadi, serta masih jarang para ilmwuan melakukan penelitian terhadap permasalahan ini.

    Adapun langkah penanganan pada pasien secara umum yaitu pemberian kortikosteroid, penekan iun dan terapi biologik.

    9. Bartholinitis

    Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin mengakibatkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Bartholinitis akut berupa kelenjar membesar, merah, nyeri, dan lebih panas dibandingkan daerah sekitarnya.

    Kuman dalam vagina bisa menginfeksi salah satu kelenjar bartolin sehingga tersumbat dan membengkak.

    Umumnya virus berada di daerah mulut rahim yaitu human papilloma virus (HPV), yang bisa menyebabkan infeksi, dan meminbulkan resiko kanker rahim. Apabila terus menjalar, bisa menimbulkan radang panggul.

    Untuk mencegah resiko radang, maka perlu menerapkan beberapa hal penting, berikut di bawah ini:
    1. Jangan malas membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.
    2. Biasakan membersihkan diri, setelah buang air besar, dengan gerakan membasuh dari depan ke belakang.
    3. Segera pergi ke dokter apabila mengalami keputihan dalam waktu yang terlalu lama. Masalah keputihan ini bisa dialami oleh semua perempuan.
    4. Hindari menggunakan celana yang ketat, karena bisa meningkatkan resiko kelembapan. 
    5. Pilih pakaian dalam dari bahan yang menyerap keringat, sehingga mengusahakan daerah vital selalu kering.
    6. Penting untuk memilih makanan sehat dan bergizi untuk dikonsumsi. 
    7. Berusaha menghindari tubuh dari masalah kegemukan (obesitas).

    Cara mencegah bartolinitis :
    1. Apabila memang tidak terlalu perlu, maka jangan menggunakan pantyliner, karena bisa meningkatkan kelembapan kulit di sekitar vagina.
    2. Alat reproduksi sebenarnya sudah punya kemampuan untuk membersihkan sendiri dari kuman. Sehingga bukanlah hal yang sangat diperlukan penggunaan produk pembersih dan pengharum vagina, justru dikhawatirkan menimbulkan efek negatif.
    3. Jangan berganti-ganti pasangan seksual
    10. Herpes Dermatitis

    Herpes Dermatitis

    Herpes genitalis terjadi akibat Infeksi STD (penyakit menular seksual), disebabkan virus HSV (Herpes Simplex). HSV dibagi menjadi 2 jenis, pertama yang sering menyerang badan (pinggang hingga mulut), kedua yatu yang menyerang pinggang ke bawah.

    HSV jenis pertama terjadi karena hubungan seks oral dan menular melalui serbi, adapun herpes genitalis lebih banyak disebabkan HSV jenis kedua.

    Gejala penyakit ini umumnya akan mengalami proses inkubasi pada 3-7 hari. Terkadang penyakit tidak terlihat ketika infeksi sudah terjadi pada mulut rahim.

    Adapun yang dirasakan, awalnya timbul seperti kulit terbakar ditempat yang akan terjadi luka, setelah itu biasanya penderita akan mengalami rasa tidak enak badan, sakit kepala, mudah lelah, tubuh demam, terasa sakit atau nyeri pada otot.

    Pencegahan dan pengobatan dermatitis

    Penggunaan obat yang biasanya dianjurkan dokter, seperti antihistamin dan antialergi, antipruritus topikal, anti-infeksi topikal dengan korfikosteroid (untuk menekan peradangan), kortikosteroid topikal, preparat psoriasis, seboroik dan iktiosis (untuk mengobati dermatitis seboroik), salep atau krim yang mengandung kortikosteroid.

    Pada kasus ringan, dokter biasanya meresepkan antihistamin atauoun antihistamin yang dikombinasikan dengan antiserotonin, antibradikinin atau anti-SRA dsb.

    Adapun pada kasus akut (parah) dokter biasanya meresepkan kortikosteroid. Untuk mencegah munculnya eksim, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
    1. Menjaga kelembaban kulit.
    2. Hindari sebisa mungkin perubahan suhu dan kelembaban yang mendadak.
    3. Hindari mengeluarkan keringat yang terlalu banyak (atau hindari kepanasan).
    4. Jaga kondisi jiwa, jangan sampai stress dan depresi.
    5. Hindari pakaian dengan bahan yang menggaruk seperti wool, dll.
    6. Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras.
    7. Hindari lingkungan yang memicu alergi seperti serbuk bunga, debu, bulu binatang, dll.
    8. Batasi makanan yang bisa memicu alergi, seperti batasi telur, ikan, udang, lobster, kepiting, susu sapi, Kerang (custacea dan moluska), kacang pohon dan kacang tanah

    11. Kandidiasis

    Gambar kandidiasis di mulut dan lidah

    Kandidiasis merupakan infeksi akibat jamur candida. Kandiadisis dapat menyerang di banyak bagian tubuh, yang sering diinfeksi adalah mulut dan sekitar kelamin.

    Untuk gejalanya berbeda-beda, tergantung dari bagian tubuh yang terinfeksi. Berikut di bawah ini penjelasannya:

    1. Candidiasis mulut (oral trush), gejalanya bintil-bintik berwarna putih di dalam mulut dan lidah, kulit di sudut mulut terlihat pecah-pecah, kemerahan muncul di rongga mulut,timbul rasa sakit pada tenggorokan sehinga mngalami kesulitan menelan.

    2. Infeksi candida di sekitar kelamin, infeksi ini cukup sering menyebabkab terjadinya iritasi pada vagina. Gejalanya yaitu rasa gatal yang luar biasa di sekitar vagina, bagian disekitar vagina memerah dan perih, dan keputihan yang menggumpal seperti keju.

    Infeksi jamur pada kelamin bisa menjadi penyakit menular seksual, yang dapat mengenai pasangan seksual. Infeksi jamur candida bisamenyebabkan terjadinya infeksi di darah.

    Penyebab meningkatnya resiko kandidiasis
    1. Bentuk hubungan seksual yang tidak baik
    2. Terkena penyakit diabetes, terlalu banyak gula dalam darah dan imunitas lemah menimbulkan risiko kandidiasis.
    3. Mengguanakan antibiotik.
    4. Faktor usia, jamur candida lebih banyak menyerang bayi dan lansia.
    5. Bayi yang baru lahir, yang dengan berat terlalu ringan.
    6. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
    7. Menderita penyakit HIV atau AIDS.
    8. Sedang menjalani kemoterapi
    9. Mengkonsumsi steroid. Steroid menekan sistem imun tubuh
    10. Setelah menopause, berisiko meningkatnya infeksi candida.
    11. Kondisi haid dan minum pil bisa meningkatkan resiko.

    Pengobatan dan pencegahan kandidiasis

    Ada banyak tersedia obat anti-jamur yang bisa dibeli secara bebas di apotek, akan tetapi penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai penyait yang diderita.

    Candidiasis mulut dapat diobati dengan antijamur yang berbentuk obat kumur atau gel. Untuk lama pengobatan seringnya antara 1-2 minggu. Dokter juga terkadang memberikan resep obat anti-jamur yang berbentuk tablet atau kapsul.

    Untuk infeksi candida di sekitar kelamin, bisa diobati dengan anti-jamur yang berbentuk krim, supositoria, dan tablet.

    Untuk ruam popok akibat candidiasis, bisa diatasi dengan krim anti-jamur, selain itu ada juga yang berbentuk salep dan bedak.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan, guna mempercepat proses kesembuhan infeksi candidiasis:
    1. Rajin menggosok gigi (minimal 2 kali dalam sehari).
    2. Merawat gigi dengan baik, seperti membersihkan sela-sela gigi (bisa dengan dental floss atau lainnya), dan sesekali perlu berkonsultasi mengenai kesehatan gigi, dengan dokter atau spesialis gigi.
    3. Hindari kebiasaan buruk merokok.
    4. Untuk masalah candidiasis di sektiar alat kelamin, maka penting menggunakan pakaian dalam yang nyaman, seperti yang terbuat dari bahan katun.
    5. Jangan memakai pakaian yang terlalu ketat, terutama pakaian dalam
    6. Pastikan organ intim selalu kering.
    7. Hindari penggunaan sabun yang mengandung pewangi pada organ intim.

    12. Ulkus Mole (chancroid)

    Penyakit ulkus mole penularannya melalui hubungan seksual. Ulkus mole merupakan penyakit infeksi genital akut disebabkan oleh haemophilus ducreyi.

    Seseorang yang terkena masalah chancroid (ulkus mole) lebih rentan tertular HIV, karena chancroid meyebabkan terbukanya jalan bagi masuknya HIV ke dalam tubuh, melalui iritasi pada kulit.

    Setelah masa inkubasi antara 1 hari hingga 2 minggu, ulkus mole menimbulkan benjolan kecil, setelah itu dalam beberapa hari bisa berubah menjadi borok (lesi), yang akan terasa nyeri, ukuran antara 3-50 mm, luarnya ditutupi lapisan berwarna abu-abu (atau abu kekuning-kuningan), Jika tutupnya dikikis dengan kuku maka akan keluar darah.

    Bisul atau borok bisa muncul di lokasi tertentu, seperti pada kulit yang menutupi kepala penis (yaitu sebuah kulit yang biasanya disunat).

    Pengobatan ulkus mole
    Pada situs Alodokter.com, ada seseorang bertanya tentang cara mengobati penyakit chancroid. Dijawab oleh dr.Fildzah Khairina, bahwa dalam memastikan diagnosis chancroid, umumnya Dokter bertanya beberapa hal seperti riwayat seksual, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik bagian yang terkena, hingga terkadang melakukan pemeriksaan laboratorium darah (mikroskopik).

    Pengobatan untuk chancroid dapat menggunakan beberapa regimen obat-obatan (antibiotik), dimana dalam penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter (spesialis kulit dan kelamin).

    dr.Fildzah Khairina juga memberikan tips agar penyakit tidak terulang lagi, yaitu penting memperhatikan kondisi hubungan intim yang sehat dengan pasangan, dan jangan melakukan hubungan seks oral atau anal.

    13. Trikomoniasis (parasit menular)

    Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang menimbulkan rasa gatal ataupun perih, serta membuat timbulnya cairan berbau tidak sedap dari bagian organ intim.

    Penyakit trikomoniasis disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis (TV). Orang-orang yang terkena trikomoniasis, tidak semua penderitanya akan merasakan gejala, hanya sekitar 50% saja yang mengalami gejalanya.

    Gejala trikomoniasis biasanya timbul sebulan setelah tubuh terkena infeksi. Pada wanita, trikomoniasis akan meyerang area vagina dan saluran pembuangan urine (uretra)

    Gejala-gejala trikomoniasis pada wanita (penting diwaspadai):
    1. Bagian perut bagian bawah terasa nyeri atau sakit.
    2. Terasa sakit (nyeri) saat buang air kecil
    3. Rasa nyeri saat berhubungan intim.
    4. Cairan vagina terlalu banyak jumlahnya (tidak nommal)
    5. Keputihan bisa berwarna kekuningan ataupun kehijauan 
    6. Keputihan bisa berbau amis.
    7. Timbul bengkak, rasa nyeri hingga rasa gatal di area kewanitaan. Terkadang bisa muncul rasa gatal di bagian paha dalam.

    Penanganan Trikomoniasis
    Trikomoniasis umumnya diatasi dengan antibiotik. Metronidazole adalah jenis antibiotik yang sering digunakan dalam mengobati trikomoniasis. Antibiotik diresepkan oleh dokter, dikonsumsi selama 7 hari (biasanya). Selain metronidazole, tinidazole terkadang juga diresepkan dokter untuk pengobatan.

    Apabila antibiotik telah dikonsumsi sampai habis, tetapi gejala aneh masih dirasakan, sedangkan hasil laboratorium menyatakan hasil negatif terhadap trikomoniasis (artinya sembuh dari penyakit trikomoniasis), maka perlu dilakukan tes lebih lanjut untuk mengetahui apakah gejala yang dirasakan berasal dari penyakit menular seksual yang lainnya.

    14. Vaginismus

    Dr. Geetha Venkat mengatakan bahwa banyak wanita menderita vaginismus, sebuah penyakit kelamin umum tetapi jarang dibahas. Masalah ini menyebabkan otot-otot vagina tanpa sengaja mengencang.

    Vaginismus mempengaruhi kemampuan wanita dalam hubungan seksual, penyisipan tampon dan pemeriksaan ginekologi.

    Vaginismus merupakan hasil dari kontraksi refleks involunter dari otot pubococcygeus yang mendukung vagina. Terjadinya refleks ini menyebabkan otot-otot dan jaringan di dalam vagina mengalami tegang secara tiba-tiba, sehingga menyebabkan saat hubungan seksual akan timbul rasa sakit.

    "Biasanya penyebab vaginismus adalah kombinasi dari pemicu fisik atau non-fisik yang menyebabkan tubuh mengantisipasi rasa sakit. Bereaksi terhadap antisipasi rasa sakit, tubuh secara otomatis mengencangkan otot vagina untuk melindungi diri dari bahaya" kata Dr. Venkat.

    Penyebab Vaginismus
    1. Terjadi infeksi menimbulkan luka disekitar lubang vagina.
    2. Gangguan selaput dara, seperti saat tarikan saat penetrasi berlangsung.
    3. Adanya bekas robekan pada saat melahirkan, dan tidak sembuh secara sempurna. Alhasil menimbulkan reaksi penolakan saat melakukan hubungan.
    4. Pernah mengalami traumatik secara seksual, seperti (maaf) pemerkosaan.
    5. Adanya masalah trauma psikis ketika bercinta dengan pasangan, rasa trauma itu bisa membuat meningkatnya resiko vaginismus.
    6. Perasaan aneh berupa takut yang berlebihan saat bercinta.

    Pengobatan Vaginismus

    1. Terapi seks. Dengan melakukan konsultasi untuk mengatasi permasalahan psikologi penderita. Terapi latihan ini berisi teknik-teknik untuk melatih vagina agar menjadi rileks.

    2. Latihan vagina. Tujuannya untuk mengendurkan otot-otot seks, latihan seperti yoga, dll. Latihan vagina bisa dilakukan sendiri ataupun bersama suami. Dan penderita akan sering berkonsutasi dengan ahli guna perkembangan kesembuhan dari penyakit Vaginismus

    3. Relaksasi dan proses eksplorasi tubuh. Bentuk-bentuk relaksasi seperti mandi, pemijatan, teknik pernafasan dan yoga.

    15. Kista ovarium

    Kista ovarium

    Kista ovarium merupakan benjolan berisi cairan yang berkembang pada indung telur (ovarium) wanita. Hadirnya kista di ovarium cukup sulit terdeteksi, karena gejala tidak terasa. Umumnya penyakit kista ovarium baru menampakkan gejala saat sudah berkembang.

    Berikut gejala-gejala kista ovarium yang penting diperhatikan baik-baik:
    1. Sering buang air kecil
    2. Terasa nyeri saat buang air besar
    3. Tubuh merasa kelelahan dan pusing
    4. Perut kembung
    5. Perubahan siklus menstruasi
    6. Mual, muntah, atau nyeri payudara
    7. Gangguan pencernaan
    8. Tubuh mudah merasa kenyang padahal hanya makan sedikit
    9. Nyeri panggul saat hubungan seksual
    10. Nyeri panggul terkadang menyebar sampai ke punggung bawah dan paha

    Hal-hal yang membuat tingginya risiko kanker ovarium, yaitu:
    1. Sudah masuk ke masa menopause.
    2. Umur lanjut
    3. Memiliki gen mutasi BRCA1 dan BRCA2.
    4. Ada anggota keluarga dengan riwayat penyakit kanker ovarium.
    5. Menderita kanker payudara.
    6. Menjalani terapi hormon setelah menopause.
    7. Merokok.
    8. Mengalami sindrom ovarium polikistik.
    9. Mengonsumsi obat untuk meningkatkan kesuburan.
    10. Belum pernah hamil, padahal sudah memasuki usia produktif.

    Berlangganan update artikel terbaru via email:

    0 Response to "15 Penyakit Paling Berbahaya Bagi Wanita [Cara Mencegah & Mengobatinya]"

    Post a Comment

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel